Punya website itu penting, tapi tahu nggak — memilih vendor yang salah bisa bikin rugi waktu dan uang.
Banyak UMKM yang sudah bayar mahal, tapi hasilnya: tampilan biasa, loading lama, dan website malah nggak dipakai.
Sebelum kamu pesan website, ini 5 hal penting untuk menilai apakah jasa pembuatan website itu benar-benar profesional atau tidak.
1. Lihat Portofolio dan Hasil Nyata
Portofolio adalah cermin kualitas.
Kalau vendor bisa tunjukkan contoh website dari berbagai jenis bisnis, berarti mereka punya pengalaman nyata, bukan sekadar janji.
Cek 3 hal di portofolionya:
- Desainnya relevan dengan target bisnis (bukan template generik).
- Kecepatan loading website-nya cepat.
- Tata letak mudah dipahami (bukan cuma “cantik”, tapi juga “logis”).
Contoh:
Vendor seperti Gowebbagus Indonesia menampilkan website klien dengan hasil SEO & traffic nyata — ini indikator profesional.
2. Jangan Tergiur Harga Murah Tanpa Detail Penawaran
Harga murah memang menggoda, tapi cek dulu apa yang kamu dapat.
Banyak penyedia menawarkan harga 500 ribu–1 juta, tapi:
- Tidak termasuk domain, hosting, dan maintenance,
- Tidak ada revisi desain,
- Tidak bisa dioptimasi untuk SEO.
Bandingkan dengan jasa profesional yang memberikan rincian jelas seperti:
Paket | Harga | Fitur Utama |
---|---|---|
Starter | Rp 2,500,000 | 3 Halaman, Desain Template, Domain .com |
Pro | Rp 5,000,000 | 5 Halaman, Desain Kustom, SEO Dasar |
Business | Rp 7,000,000 | 7 Halaman, Copywriting, Integrasi WhatsApp |
Ultimate | Rp 9,000,000 | Full Custom, SEO Advanced, Support 1 Tahun |
Transparansi harga menunjukkan kejujuran vendor — dan itu nilai plus besar.
3. Perhatikan Komunikasi dan Responsifitas
Vendor yang profesional akan:
- Menjawab pesan dengan cepat,
- Memberi saran, bukan cuma menagih,
- Menjelaskan teknis dengan bahasa yang kamu pahami.
Kalau dari awal sudah “susah diajak ngomong”, besar kemungkinan nanti ketika ada revisi pun akan sulit.
Website bukan proyek sekali jadi — kamu butuh partner, bukan hanya tukang coding.
4. Pastikan Ada Panduan dan Dukungan Setelah Website Jadi
Banyak UMKM berhenti di tahap “website sudah online”, tapi bingung cara pakainya.
Vendor yang baik akan:
- Memberi panduan penggunaan (video/manual),
- Menyediakan garansi dan dukungan teknis,
- Membantu kamu memahami cara update konten.
Website yang tidak dikelola = mati perlahan.
Pastikan vendor kamu tidak lepas tangan setelah website live.
5. Cek Review dan Reputasi Online
Sebelum kamu percaya, cek dulu jejak digital mereka.
Ketik di Google nama vendor tersebut. Lihat:
- Rating di platform seperti Fastwork, Sribulancer, atau Google Review,
- Testimoni klien yang kredibel,
- Bagaimana mereka menanggapi keluhan atau kritik.
Vendor yang punya reputasi baik biasanya terbuka dan transparan — tidak menghapus ulasan negatif, tapi menanggapinya secara profesional.
Kesimpulan
Website yang bagus dimulai dari pemilihan vendor yang tepat.
Vendor profesional bukan cuma jago bikin tampilan keren, tapi juga paham:
- strategi bisnis klien,
- UX yang mudah dipahami,
- dan SEO agar website bisa ditemukan pelanggan.
Kalau kamu ingin aman, efisien, dan dapat hasil nyata,
Pilih jasa pembuatan website profesional yang bisa bantu kamu dari strategi sampai hasil penjualan.
FAQ
Indikator utamanya adalah transparansi, komunikasi, dan hasil nyata.
Vendor profesional biasanya:
Menyediakan proposal harga dan fitur yang jelas
Punya portfolio nyata dan testimoni klien
Menjelaskan proses kerja dari awal hingga launching
Memberikan garansi dan layanan purna jual (maintenance)
Kalau salah satu dari poin ini tidak ada, kamu perlu waspada.
Tidak selalu.
Harga tinggi belum tentu efisien, tapi harga terlalu murah hampir selalu berisiko.
Yang penting adalah value for money — pastikan kamu membayar untuk:
Desain profesional dan fungsional
Dukungan teknis jangka panjang
Keamanan dan kecepatan website
Vendor yang murah tapi tidak memberi dukungan lanjutan justru bisa bikin biaya jadi lebih besar di kemudian hari.
Beberapa tanda red flag yang perlu diwaspadai:
Tidak punya kontrak kerja atau perjanjian tertulis
Menolak menjelaskan detail teknis dengan alasan “rahasia perusahaan”
Tidak punya alamat bisnis atau identitas legal yang jelas
Hasil kerja tidak bisa ditinjau sebelum pembayaran penuh
Vendor profesional akan selalu terbuka dan komunikatif, bukan menghindar dari pertanyaan klien.
Lihat dari cara mereka bertanya dan memberikan solusi.
Vendor berpengalaman tidak langsung menjual paket, tapi akan:
Menanyakan target pasar bisnis kamu
Membahas tujuan website (branding, penjualan, atau edukasi)
Memberikan saran fitur yang relevan
Kalau vendor langsung menawarkan harga tanpa analisis, berarti mereka tidak memahami kebutuhan bisnismu dengan baik.
Boleh keduanya — yang penting kualitas komunikasi dan dukungan teknis.
Vendor lokal bisa lebih mudah diajak pertemuan langsung, tapi vendor luar daerah yang profesional pun bisa sama efektif jika sistem komunikasinya jelas (WhatsApp, Zoom, Trello, dsb).
Pilih yang paling responsif, transparan, dan punya reputasi baik.