Dalam dunia bisnis online yang semakin kompetitif, mendapatkan pengunjung website saja tidak lagi cukup. Banyak pemilik bisnis mengalami situasi di mana trafik sudah tinggi, namun penjualan atau konversi masih rendah. Pengunjung datang, melihat-lihat, lalu pergi tanpa melakukan pembelian, mengisi formulir, atau menghubungi bisnis. Di sinilah retargeting iklan memegang peranan penting.
Retargeting iklan adalah salah satu strategi digital marketing paling efektif untuk meningkatkan konversi bisnis online. Strategi ini memungkinkan bisnis menampilkan iklan khusus kepada orang-orang yang sebelumnya sudah berinteraksi dengan website, media sosial, atau platform digital lainnya. Karena audiens ini sudah mengenal brand, peluang terjadinya konversi menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan iklan ke audiens baru.
Artikel ini akan membahas secara lengkap apa itu retargeting iklan, cara kerjanya, manfaatnya bagi bisnis online, jenis-jenis retargeting, hingga strategi praktis untuk meningkatkan konversi secara signifikan.
Quiz: Seberapa Paham Strategi Retargeting Iklan Anda?
Apa Itu Retargeting Iklan?
Retargeting iklan adalah strategi pemasaran digital yang menargetkan kembali calon pelanggan yang sebelumnya telah berinteraksi dengan bisnis Anda, tetapi belum melakukan konversi. Interaksi tersebut bisa berupa mengunjungi website, melihat produk tertentu, menambahkan produk ke keranjang, atau berinteraksi dengan konten media sosial.
Sebagai contoh, seseorang mengunjungi website Anda dan melihat halaman produk, namun tidak melakukan pembelian. Setelah itu, ketika mereka membuka Facebook, Instagram, atau website lain, mereka melihat iklan dari bisnis Anda yang menampilkan produk yang sebelumnya mereka lihat. Itulah retargeting iklan.
Retargeting bekerja dengan memanfaatkan data perilaku pengguna, sehingga iklan yang ditampilkan menjadi lebih relevan, personal, dan tepat sasaran.
Mengapa Retargeting Iklan Sangat Penting untuk Bisnis Online?
Tidak semua pengunjung website siap membeli pada kunjungan pertama. Bahkan, berdasarkan berbagai riset digital marketing, rata-rata tingkat konversi kunjungan pertama hanya sekitar 2–3%. Artinya, lebih dari 95% pengunjung meninggalkan website tanpa melakukan tindakan.
Tanpa retargeting, bisnis kehilangan peluang besar untuk mengonversi calon pelanggan yang sebenarnya sudah tertarik. Retargeting membantu “mengikuti” calon pembeli secara strategis hingga mereka siap mengambil keputusan. Beberapa alasan utama mengapa retargeting iklan sangat penting:
- Meningkatkan brand recall
Semakin sering calon pelanggan melihat brand Anda, semakin besar kemungkinan mereka mengingat dan mempercayainya. - Menyasar audiens yang sudah tertarik
Retargeting tidak menargetkan orang asing, tetapi orang yang sudah menunjukkan minat. - Biaya iklan lebih efisien
Karena audiens lebih relevan, biaya per konversi biasanya lebih rendah. - Meningkatkan ROI iklan
Retargeting sering menghasilkan rasio konversi yang lebih tinggi dibandingkan iklan ke audiens baru.
Cara Kerja Retargeting Iklan
Secara teknis, retargeting iklan bekerja menggunakan cookie, pixel, atau data akun pengguna. Berikut alur sederhananya:
- Pengunjung datang ke website Anda
- Sistem iklan (seperti Meta Ads atau Google Ads) menyimpan data interaksi melalui pixel
- Pengunjung meninggalkan website tanpa konversi
- Data tersebut dimasukkan ke dalam audiens retargeting
- Iklan ditampilkan kembali kepada pengunjung tersebut di platform lain
- Pengunjung kembali dan melakukan konversi
Proses ini terjadi secara otomatis setelah sistem iklan diatur dengan benar.
Perbedaan Retargeting dan Remarketing
Banyak orang menggunakan istilah retargeting dan remarketing secara bergantian, padahal keduanya memiliki perbedaan. Retargeting umumnya mengacu pada iklan berbayar yang ditampilkan di platform digital seperti media sosial, website, atau aplikasi. Remarketing biasanya merujuk pada upaya follow-up melalui email atau pesan langsung kepada pelanggan yang sudah ada atau pernah berinteraksi. Namun, dalam praktik modern, kedua istilah ini sering disatukan dalam satu strategi pemasaran yang bertujuan mengonversi kembali calon pelanggan.
Jenis-Jenis Retargeting Iklan
Untuk memaksimalkan hasil, penting memahami berbagai jenis retargeting iklan yang dapat digunakan sesuai kebutuhan bisnis.
1. Website Retargeting
Jenis retargeting paling umum, di mana iklan ditampilkan kepada pengunjung yang pernah mengunjungi website Anda.
- Pengunjung halaman produk
- Pengunjung halaman pricing
- Pengunjung landing page
Website retargeting sangat efektif untuk bisnis berbasis website, toko online, dan jasa profesional.
2. Dynamic Retargeting
Dynamic retargeting menampilkan iklan yang berisi produk atau layanan spesifik yang sebelumnya dilihat oleh pengguna.
- Produk yang pernah dilihat
- Produk yang ditambahkan ke keranjang
- Layanan yang pernah diklik
Jenis ini sangat efektif untuk e-commerce karena iklannya terasa personal dan relevan.
3. Social Media Retargeting
Social media retargeting menargetkan pengguna yang pernah berinteraksi dengan akun media sosial Anda, seperti:
- Menonton video
- Menyukai atau mengomentari postingan
- Mengunjungi profil
Jenis ini cocok untuk membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan dengan audiens.
4. Search Retargeting
Search retargeting menargetkan pengguna berdasarkan kata kunci yang mereka cari di mesin pencari. Strategi ini membantu menjangkau calon pelanggan yang sedang berada di fase pertimbangan.
5. Email Retargeting
Email retargeting dilakukan dengan mengirim email follow-up kepada calon pelanggan yang belum menyelesaikan transaksi atau tindakan tertentu, contohnya:
- Email pengingat keranjang belanja
- Email penawaran khusus
- Email edukasi lanjutan
Manfaat Retargeting Iklan untuk Meningkatkan Konversi
Retargeting bukan sekadar menampilkan iklan berulang, tetapi membangun proses konversi yang lebih matang. Berikut manfaat utamanya:
1. Meningkatkan Tingkat Konversi
Karena audiens sudah mengenal brand Anda, hambatan psikologis untuk membeli menjadi lebih kecil.
2. Membangun Kepercayaan
Iklan yang konsisten membuat bisnis terlihat profesional dan kredibel.
3. Mengurangi Cart Abandonment
Retargeting sangat efektif untuk mengingatkan calon pembeli yang meninggalkan keranjang belanja.
4. Mengoptimalkan Funnel Penjualan
Retargeting membantu mengarahkan audiens dari tahap awareness ke decision dengan lebih efektif.
Tabel 1. Jenis Lead dalam Lead Generation dan Karakteristiknya
| Jenis Lead | Pengertian | Ciri Utama | Contoh di Bisnis Online | Tingkat Kesiapan Beli |
|---|---|---|---|---|
| Cold Lead | Calon audiens yang baru mengenal brand | Belum memahami solusi, masih eksplorasi | Pengunjung blog pertama kali | Rendah |
| Warm Lead | Audiens yang sudah tertarik | Pernah interaksi, download konten | Subscribe newsletter, isi form e-book | Menengah |
| Hot Lead | Calon pelanggan siap membeli | Aktif bertanya, bandingkan harga | Mengisi form konsultasi | Tinggi |
| Marketing Qualified Lead (MQL) | Lead yang memenuhi kriteria marketing | Engagement tinggi, sesuai target market | Sering klik email promo | Menengah–Tinggi |
| Sales Qualified Lead (SQL) | Lead siap ditindaklanjuti tim sales | Sudah menunjukkan niat beli | Request demo atau penawaran | Sangat Tinggi |
Tabel 2. Perbandingan Strategi Lead Generation Digital
| Strategi | Media Utama | Tujuan | Kelebihan | Kekurangan |
|---|---|---|---|---|
| Content Marketing | Blog, SEO | Edukasi & menarik traffic organik | Jangka panjang, biaya rendah | Hasil tidak instan |
| Landing Page | Website | Konversi data pengunjung | Fokus, tingkat konversi tinggi | Perlu copywriting kuat |
| Email Marketing | Nurturing & follow-up | Personal, ROI tinggi | Perlu database berkualitas | |
| Social Media Lead | Instagram, LinkedIn | Engagement & awareness | Interaktif, cepat viral | Bergantung algoritma |
| Paid Ads | Google Ads, Meta Ads | Lead cepat & terukur | Hasil instan, scalable | Biaya terus berjalan |
Tabel 3. Contoh Implementasi Lead Generation Berdasarkan Jenis Bisnis
| Jenis Bisnis | Media Lead Generation | Lead Magnet yang Digunakan | Data yang Dikumpulkan | Tujuan Akhir |
|---|---|---|---|---|
| UMKM Produk | Instagram + Landing Page | Diskon, voucher | Nama, WhatsApp | Penjualan langsung |
| Jasa Website | Website + Form Konsultasi | Audit website gratis | Nama, email, kebutuhan | Closing jasa |
| Edukasi Online | Blog + Email Marketing | E-book, webinar | Email, minat belajar | Penjualan course |
| SaaS | Landing Page + Free Trial | Akses trial 7–14 hari | Email, perusahaan | Langganan bulanan |
| Klinik / Profesional | Google Ads + Form Booking | Konsultasi awal | Nama, nomor kontak | Appointment |
Strategi Retargeting Iklan yang Efektif
Agar retargeting benar-benar meningkatkan konversi, strategi yang digunakan harus tepat. Berikut beberapa strategi praktis yang terbukti efektif.
1. Segmentasi Audiens yang Tepat
Jangan menyamaratakan semua pengunjung. Pisahkan audiens berdasarkan perilaku, seperti:
- Pengunjung halaman produk
- Pengunjung halaman kontak
- Pengunjung yang sudah checkout
Semakin spesifik segmentasi, semakin relevan iklannya.
2. Gunakan Pesan yang Berbeda untuk Setiap Tahap
Pesan iklan harus disesuaikan dengan posisi audiens dalam funnel.
- Awareness: edukasi dan pengenalan brand
- Consideration: keunggulan produk dan testimoni
- Decision: promo, diskon, atau penawaran terbatas
3. Batasi Frekuensi Iklan
Menampilkan iklan terlalu sering dapat membuat audiens merasa terganggu. Atur frekuensi agar iklan tetap efektif tanpa menimbulkan kejenuhan.
4. Tampilkan Social Proof
Gunakan testimoni, review pelanggan, atau studi kasus dalam iklan retargeting untuk meningkatkan kepercayaan.
5. Gunakan Penawaran Khusus
Diskon terbatas, bonus, atau free trial sering menjadi pemicu keputusan akhir bagi calon pelanggan.
Kesalahan Umum dalam Retargeting Iklan
Banyak bisnis gagal memaksimalkan retargeting karena kesalahan berikut:
- Menargetkan semua pengunjung tanpa segmentasi
- Menggunakan pesan iklan yang sama terus-menerus
- Tidak mengatur durasi retargeting
- Tidak mengevaluasi performa iklan
- Terlalu fokus jualan tanpa membangun kepercayaan
Menghindari kesalahan ini dapat meningkatkan efektivitas iklan secara signifikan.
Tools Populer untuk Retargeting Iklan
Beberapa platform yang paling sering digunakan untuk retargeting antara lain:
- Google Ads (Display & Search Retargeting)
- Meta Ads (Facebook & Instagram)
- TikTok Ads
- Email Marketing Tools seperti Mailchimp atau ActiveCampaign
Pemilihan tools sebaiknya disesuaikan dengan target market dan platform yang paling sering digunakan oleh audiens Anda.
Contoh Penerapan Retargeting untuk Bisnis Online
Misalnya, sebuah bisnis jasa pembuatan website:
- Pengunjung membuka halaman layanan
- Tidak langsung menghubungi
- Retargeting menampilkan iklan edukasi tentang manfaat website profesional
- Iklan lanjutan menampilkan portofolio dan testimoni
- Iklan terakhir menawarkan konsultasi gratis
Strategi ini jauh lebih efektif dibandingkan langsung menampilkan iklan “jual sekarang”.
Kesimpulan
Retargeting iklan adalah strategi penting dalam digital marketing yang bertujuan mengonversi kembali calon pelanggan yang sudah tertarik namun belum mengambil tindakan. Dengan pendekatan yang tepat, retargeting mampu meningkatkan konversi, efisiensi iklan, dan ROI bisnis online secara signifikan.
Kunci keberhasilan retargeting terletak pada pemahaman perilaku audiens, segmentasi yang tepat, pesan yang relevan, dan konsistensi dalam membangun kepercayaan. Bagi bisnis online yang ingin tumbuh secara berkelanjutan, retargeting bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.
FAQ
Retargeting iklan adalah strategi pemasaran digital yang menampilkan iklan kepada audiens yang sebelumnya sudah berinteraksi dengan bisnis Anda, seperti mengunjungi website, melihat produk, atau berinteraksi di media sosial. Tujuannya adalah mendorong audiens tersebut untuk kembali dan melakukan konversi.
Retargeting iklan lebih efektif karena menyasar audiens yang sudah mengenal brand Anda. Mereka berada pada tahap pertimbangan atau keputusan, sehingga tingkat kepercayaan lebih tinggi dan peluang konversi jauh lebih besar dibandingkan audiens baru.
Hampir semua bisnis online akan mendapatkan manfaat dari retargeting, terutama bisnis yang memiliki website, landing page, atau toko online. Retargeting sangat penting bagi bisnis dengan siklus pembelian yang tidak instan, seperti jasa profesional, produk bernilai tinggi, dan B2B.
Beberapa platform populer untuk retargeting iklan antara lain Google Ads (Display dan Search), Meta Ads (Facebook dan Instagram), TikTok Ads, serta email marketing tools seperti Mailchimp atau ActiveCampaign. Pemilihan platform sebaiknya disesuaikan dengan perilaku target audiens.
Durasi retargeting ideal bervariasi tergantung jenis bisnis dan produk. Umumnya berkisar antara 7 hingga 30 hari. Produk dengan keputusan cepat bisa menggunakan durasi pendek, sedangkan layanan atau produk bernilai tinggi membutuhkan durasi retargeting yang lebih panjang.
Tidak selalu. Retargeting justru dikenal lebih efisien karena menargetkan audiens yang sudah tertarik. Dengan pengaturan segmentasi dan anggaran yang tepat, bisnis kecil hingga menengah dapat menjalankan retargeting dengan biaya yang relatif terjangkau dan ROI yang tinggi.
Kesalahan umum meliputi tidak melakukan segmentasi audiens, menampilkan iklan terlalu sering, menggunakan pesan iklan yang sama untuk semua audiens, serta tidak melakukan evaluasi performa iklan. Menghindari kesalahan ini dapat meningkatkan efektivitas retargeting secara signifikan.